Sabtu, 12 Juni 2010

Menemukan Hidup Yang Baru (Refleksi Ret-ret 2009)

Tanpa terasa sudah 1 semester saya lalui selama kelas 1 ini. Ujian pun bisa saya lalui dengan baik. Sudah menjadi kebiasaan setiap akhir tahun selalu diadakan ret-ret. Ret-ret dilaksanakan setiap angkatan dengan tempat yagn berbeda-beda. Selesai ujian saya langsung mengikuti ret- ret. Ret-ret kali ini diadakan di Wisma Samadi Shalom, Sindanglaya tanggal 15-18 Desember 2009. Wisma Samadi Shalom ini dikelola oleh para Suster-suster dari FMM (Fransiskus Misionaris Maria) . Kami didampingi oleh Pater Hendro Subekti, SJ dan Frater Eko Hadi Purnomo,Pr.

Pada hari pertama kami banyak membahas tentang kehidupan kami dengan 2 status yaitu sebagai seminaris dan sebagai siswa Gonzaga. Namun sebelum itu kami menyaksikan sebuah video yang menarik. Dalam video ini diperlihatkan tentang seseorang yang melukis dengan cara berbeda dalam waktu singkat. Pelukis ini sangat kreatif dia bisa melukis dengan cara yang tidak konvensional. Saya diajak untuk mengingat kegiatan saya selama 6 bulan terakhir. Saya juga mengingat kembali tentang 4 aspek kehidupan di seminari yaitu Hidup Rohani(Sancitas), Hidup studi (Scientia), Hidup sehat (Sanitas), dan Hidup Komunitas (Societas). Saya merenungkan tentang kehidupan 4 S saya.

Saya merasa dalam 4 aspek ini saya tidak terlalu banyak perubahan kecuali dalam hidup studi dan hidup rohani. Hidup rohani saya sebenarnya masih stabil namun saya mengalami penurunan dalam kegiatan bacaan rohani karena semenjak kelas 1 ini saya sering tidak melakukan bacaan rohani, biasanya jam bacaan rohani saya pakai untuk belajar dan istirahat. Dalam hidup studi saya banyak mengalami penurunan karena masih banyak nilai saya yang berada di bawah KKM. Saya belum menemukan metodologi belajar yang tepat. Saya masih menyesuaikan diri dengan kehidupan Gonzaga. Saya masih kewalahan dalam menjalani kehidupan sebagai seminaris dan siswa Gonzaga. . Selain itu saya melakukan terapi visi. Dalam terapi visi ini saya diajak untuk melihat bagaimana kehidupan saya dengan diri saya sendiri, Tuhan, Sekolah, Teman, dan Lingkungan sekitar. Lewat terapi visi saya diajak untuk memetakan diri, melihat kehidupan saya secara mendalam. Hari pertama ini ditutup dengan Completorium

Pada hari kedua dibuka dengan latihan doa di pagi hari. Saya melakukan latihan penyadaran di kapel. Suasana silentium sangat terasa di wisma ini. Hari ini saya diajak untuk membuat garis kehidupan. Dalam kehidupan ini saya kembali mengingat tentang kehidupan saya selama 16 tahun. Penampilan seseorang sekarang dipengaruhi oleh masa lalunya. Apakah orang itu pernah mempunyai luka batin atau tidak. Saya melihat bagaimana kehidupan saya kapan saya mengalami cobaan terberat dan kapan saya mengalami masa terindah dalam hidup saya. Setelah melihat garis kehidupan itu saya diajak untuk melihat bagaimana menyembuhkan luka batin yang ada. Saat hari kedua ini diadakan wawancara pribadi namun saya tidak mengikutinya karena hanya untuk 10 orang saja. Siang harinya saya mengikuti latihan Examen di kapel. Dalam latihan examen ini saya merenungkan tentang kehidupan saya selama hari kedua ini saya rasa. Pada hari ketiga saya diajarkan untuk hidup efektif. Kegiatan pagi ini dibuka dengan kegiatan yoga. Lewat kegiatan ini saya diajak untuk melatih ketenangan diri dan bisa menikmati keindahan alam sekitar. Saya diajarkan untuk hidup yang pas sesuai dengan kapasitas diriku sebagai ciptaan Tuhan yang baik dan unik. Dalam kehidupan saya sekarang saya harus bisa hidup efektif dengan kehidupan saya yang penuh dengan kegiatan studi yang padat dengan jam studi yang singkat. Saya harus menggunakan metodologi belajar yang tepat, selain itu saya juga harus bisa membagi waktu dengan baik antara kegiatan komunitas yang padat. Saat hari ketiga ini saya mengikuti coloqeum dengan Pater Hendro. Saat coloqeum ini saya menceritakan tentang masalah yang saya hadapi selama ini.

Pada hari keempat ini dibuka dengan latihan yoga di alam. Saya diajak untuk melihat kehidupan alam sekitar. Pada hari keempat ini saya membuat reformatio vitae. Hal-hal yang ingin saya raih setelah ret-ret kali ini. Hari ini adalah hari terkhir saya mengikuti ret-ret ini. Sayangnya saat hari terakhir ini saya mengalami diare sehingga saat pulang ke seminari saya tidak bersama teman-teman, saya pulang bersama Pater Hendro.

Menurut saya ret-ret kali ini adalah ret-ret yang paling menyenangkan selama 4 kali mengikuti ret-ret. Karena pengalaman baru yang saya dapatkan selama ret-ret kali ini. Setelah mengikuti ret-ret kali ini saya merasa panggilan saya diteguhkan. Semoga semua hal yang saya dapatkan selama ret-ret kali ini bisa saya terapkan dalam kehidupan saya yang akan datang. Saya merasa kembali menemukan semangat hidup saya yang baru.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar